Ia adalah sebuah gunung kecil yang terletak di sebelah utara Masjid Nabawi. Jaraknya dari Masjid Nabawi sekitar 3 km. Ketika Perang Uhud atas perintah Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—di atas gunung itulah posisi pasukan panah beliau berada. Jumlah mereka lima puluh orang. Mereka bertugas untuk melindungi pasukan kaum muslimin yang berada di bawah apabila ada musuh yang menyusup dari belakang. Namun mereka melalaikan perintah Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—dengan turun ke bawah karena mengira perang telah usai. Kondisi gunung yang kosong itu pun lalu dimanfaatkan oleh kaum musyrikin untuk menyerang balik kaum muslimin. Akibatnya banyak korban yang berjatuhan dari kaum muslimin. Innâ lillâhi wa innâ ilai râji`ûn.
Awalnya gunung Rumat ini bernama gunung Ainain, namun setelah peristiwa perang Uhud tersebut ia dikenal dengan nama gunung Rumat.
Diriwayatkan dari al-Barra' Ibnu `Âzib—Semoga Allah meridhainya, ia berkata, "Nabi—Shallallâhu `alaihi wasallam—menjadikan Abdullah Ibnu Jubair sebagai pemimpin pasukan pejalan kaki pada perang Uhud–jumlah mereka lima puluh orang. Lalu beliau bersabda, 'Jika kalian melihat kami disambar burung, kalian jangan meninggalkan tempat kalian ini hingga aku suruh. Dan jika kalian melihat kami mengalahkan dan menundukkan mereka, kalian juga jangan meninggalkan tempat kalian ini hingga aku suruh.' Lalu pasukan Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—pun mengalahkan musuh." Al-Barra' Ibnu `Âzib berkata, "Demi Allah, ketika itu aku melihat para wanita berjalan dengan bergegas. Gelang-gelang kaki serta betis-betis mereka tersingkap, karena mereka mengangkat baju-baju mereka. Lalu pasukan Abdullah Ibnu Jubair berkata, 'Ghanimah, ghanimah, wahai kaum, teman-teman kalian telah menang, apalagi yang kalian tunggu?' Maka Abdullah Ibnu Zubair berkata mengingatkan mereka, 'Apakah kalian lupa apa yang dikatakan Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—terhadap kalian?' Mereka menjawab, 'Demi Allah, kami akan mendatangi teman-teman kami yang ada di bawah, maka kami akan mendapatkan ghanimah.' Maka Ketika mereka mendatangi pasukan kaum muslimin yang ada di bawah, mereka pun berbalik dikalahkan musuh. Ketika itulah Rasulullah—Shallallâhu `alaihi wasallam—menyeru mereka untuk tetap teguh. Namun hanya tersisa dua belas orang saja yang masih terus mendampingi beliau dalam peperangan. Dan pada waktu itu korban yang jatuh dari kami berjumlah 70 orang." [HR. Al-Bukhâri]