Saya seorang mahasiswi dan memakai jilbab, Alhamdulillâh. Salah seorang teman menasihati saya agar tidak memakai celana panjang demi kesempurnaan beragama, dan saya menerima nasihatnya itu. Akan tetapi terkadang saya merasa agak kesulitan memakai rok panjang di kampus. Saya merasa celana panjang membuat saya lebih leluasa dan terkadang lebih tertutup, terutama ketika beraktivitas di laboratorium. Bagaimanakah solusinya? Apakah Islam benar-benar melarang celana panjang, ataukah ada keringanan sesuai kondisi seorang perempuan? Mohon jawabannya. Jazakumullahu khairan.
Segala puji bagi Allah, dan shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Rasulullah beserta keluarga dan para shahabat beliau.
Perempuan tidak dibolehkan memakai celana panjang kecuali dengan beberapa syarat:
Jika syarat-syarat tersebut terpenuhi maka perempuan dibolehkan memakainya, baik di dalam maupun di luar rumah. Tetapi jika tidak terpenuhi maka ia tidak boleh memakainya. Barangkali inilah yang dimaksud oleh teman Anda dengan nasihat yang ia berikan kepada Anda itu.
Ketahuilah, bahwa pakaian perempuan secara umum disyaratkan harus menutup seluruh aurat, tebal dan tidak transparan, lebar dan tidak sempit, serta tidak menyerupai pakaian laki-laki, atau pakaian wanita-wanita murahan, atau wanita-wanita kafir.
Untuk pakaian keluar rumah, selain yang telah disebutkan di atas, disyaratkan pula harus bukan pakaian ketenaran, bukan masuk kategori perhiasan, serta tidak boleh diberi wangi-wangian.
Syariat kita yang suci menetapkan syarat-syarat tersebut demi melindungi dan menjaga kehormatan kaum perempuan dari gangguan dan pelecehan. Seorang muslimah harus ridha menerima syariat yang telah Allah tetapkan baginya, serta menyadari sesadar-sadarnya bahwa seluruh kebaikan terletak di dalam ketundukan dan kepatuhan kepada Allah, dan bahwa seluruh keburukan terletak pada pelanggaran terhadap Syariat dan upaya melepaskan diri darinya.
Boleh jadi mengubah apa yang telah menjadi kebiasaan terasa asing pada awalnya, atau terkadang terasa sulit dan tidak leluasa. Tetapi semua ini hanyalah masalah waktu, dan pada gilirannya pasti akan hilang. Menanamkan perasaan bahwa ketika meninggalkan kebiasaan tersebut Anda sebenarnya sedang menjalankan ketaatan kepada Allah dan melaksanakan perintah-Nya, akan memberikan kekuatan bagi diri Anda dalam melawan ketundukan nafsu kepada kebiasaan. Ini adalah perkara yang sudah teruji. Kami berdoa semoga Allah memberi taufik dan kekuatan kepada Anda.
Wallahu a`lam.
Anda dapat mencari fatwa melalui banyak pilihan